Secara empiris, Presiden Jokowi menceritakan pengalamannya bahwa selama kurang lebih 18 tahun, setiap pagi selalu minum rebusan temulawak, jahe, dan kunyit. Terbukti, hingga kini beliau selalu terjaga imunnya di tengah badai Covid-19. Hasil riset Prof. Dr. Mangestuti Agil, MS, Apt, guru besar, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, bahwa mengkonsumsi jamu herbal secara teratur berpotensi mencegah inveksi berbagai mikroorganisme berbahaya, antara lain virus, termasuk Covid-19. Studi literasi juga menyatakan bahwa jamu herbal mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berfungsi sebagai pendongkrak imun. Salah satunya adalah vitamin C. 

    Tim KOPSI SMP Negeri 1 Ungaran telah menguji sampel herbal yaitu temulawak dan daun kelor. Terbukti memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Indikasinya, ditetesi Iodine berulang kali, namun warna Iodine masih terus hilang. Permasalahannya yaitu pertama masyarakat tidak begitu mengenal jenis dan manfaat jamu herbal, oleh sebab itu dipandang sangat penting, mengenalkan jamu herbal di sekolah. Kedua, tidak sempat meracik jamu  herbal karena kesibukan. Selain itu, jamu identik dengan aroma spesifik dan rasa yang getir atau pahit, menyebabkan masyarakat enggan minum jamu herbal.

    Tim peneliti KOPSI SMP Negeri 1 Ungaran telah berhasil membuat permen herbal yang bentuknya kecil sehingga praktis dan mudah dibawa. Selain itu rasa dan aromannya sangat harum dan merangsang khas permen pada umumnya. Harapannya, masyarakat tidak kerepotan membawa tempat untuk jamu dan tidak takut tumpah. Selain itu, permen ini dibungkus dengan klobot (kulit jagung kering) sehingga meminimalkan pencemaran akibat limbah plastik. Tim Peneliti berharap masyarakat memiliki kesadaran untuk peduli lingkungan dengan pengurangan plastik untuk kemasan produk. Tim Peneliti juga berharap jamu dapat dinikmati tidak hanya untuk kalangan orang tua tapi juga orang muda karena bentuknya permen akan membuat anak-anak muda lebih suka karena rasanya enak, bermanfaat dan praktis dibawa kemana pun juga.